Desain

Bagaimana AI Mempengaruhi Desain UX?

Bagaimana AI mempengaruhi desain UX? Pelajari tentang alat dan teknik AI terbaru yang meningkatkan pengalaman pengguna dan membentuk masa depan desain UX. 9 Oktober 2024
Bagaimana AI Mempengaruhi Desain UX

Kecerdasan buatan (AI) telah mulai mengubah banyak aspek dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak terkecuali desain pengalaman pengguna (UX). Desain UX berfokus pada pembuatan produk yang mudah dan menyenangkan untuk digunakan. Dengan bantuan AI, desainer dapat lebih memahami kebutuhan pengguna, mempersonalisasi pengalaman, dan meningkatkan kegunaan secara keseluruhan.

Dari chatbot yang membantu pengguna secara real time hingga alat yang menganalisis perilaku pengguna, AI mengubah cara kita berpikir tentang desain. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana AI mengubah desain UX dan apa artinya bagi para desainer dan pengguna.

Bagaimana AI Mempengaruhi Desain UX?

AI mengubah industri desain UX dengan mengambil alih tugas-tugas yang membosankan dan berulang. Ini berarti desainer memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada pekerjaan kreatif. AI juga memberikan wawasan berharga yang membantu para desainer membuat keputusan yang lebih baik.

Dengan AI, desainer UX dapat membuat model yang memprediksi apa yang mungkin dilakukan pengguna berdasarkan data. Hal ini membantu mereka membuat desain yang memenuhi kebutuhan pengguna secara lebih efektif. Meskipun AI sangat kuat, AI tidak dapat menggantikan empati dan pemahaman yang dibawa manusia ke dalam desain, menjawab kekhawatiran umum apakah AI akan menggantikan desainer UX. Sebaliknya, AI meningkatkan proses desain dengan menyediakan alat dan wawasan yang berguna.

AI tidak hadir untuk mengambil pekerjaan; AI hadir untuk menciptakan peluang baru. Ketika AI menjadi lebih umum dalam desain, AI akan membuka peran dan kemungkinan baru bagi orang-orang di industri ini, daripada menggantikan desainer UX.

Memahami Peran AI dalam Desain UX

Ada berbagai cara AI digunakan dalam desain UX. Mari kita lihat beberapa teknik yang paling umum dan bagaimana teknik tersebut membentuk masa depan desain.

Wawasan Berbasis Data

AI dapat menganalisis data pengguna dalam waktu yang sangat singkat dari waktu yang dibutuhkan manusia untuk melakukannya. Hal ini memungkinkan para desainer untuk mengumpulkan wawasan yang berharga dengan menganalisis data pengguna tentang perilaku, preferensi, dan kebutuhan. Dengan memahami data ini, desainer dapat membuat keputusan yang tepat dan menciptakan desain yang lebih efektif.

Sebagai contoh, alat yang didukung AI seperti peta panas dapat melacak di mana pengguna mengklik situs web atau aplikasi, menunjukkan area mana yang paling populer atau terabaikan. Informasi ini membantu desainer mengetahui di mana harus menempatkan elemen-elemen penting secara strategis untuk mendapatkan dampak yang maksimal.

Personalisasi

Dengan AI, desainer dapat menciptakan pengalaman yang dipersonalisasi untuk pengguna berdasarkan perilaku dan preferensi mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan, tetapi juga meningkatkan keterlibatan dan konversi dengan memprediksi perilaku pengguna di masa depan.

Misalnya, chatbot yang menggunakan AI dapat mengingat percakapan sebelumnya dengan pengguna dan memberikan rekomendasi atau solusi yang disesuaikan. Hal ini menciptakan pengalaman yang lebih mulus dan efisien bagi pengguna.

Otomatisasi Desain

AI bukan hanya sebuah alat, tetapi juga asisten cerdas yang dapat mengotomatiskan tugas-tugas yang berulang dan memakan waktu, sehingga membebaskan para desainer untuk fokus pada pekerjaan yang lebih kreatif dan strategis. Hal ini mencakup tugas-tugas seperti menghasilkan variasi desain, mengubah ukuran gambar, atau membuat prototipe.

Otomatisasi desain tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga memungkinkan iterasi dan pengujian desain yang lebih cepat. Dengan AI yang menangani pekerjaan manual, desainer dapat dengan cepat membuat perubahan dan melihat hasilnya secara real-time.

Aksesibilitas

AI juga dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan aksesibilitas dalam desain. Banyak alat yang didukung AI memiliki fitur seperti text-to-speech dan pengenalan gambar, membuat situs web dan aplikasi lebih mudah diakses oleh pengguna dengan disabilitas.

Selain itu, AI dapat membantu desainer mengidentifikasi pola-pola yang berpotensi menimbulkan masalah aksesibilitas dalam desain mereka sejak dini, sehingga mereka dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan sebelum peluncuran.

Asisten Desain

Asisten AI menjadi semakin populer dalam desain UX. Asisten digital ini menggunakan pemrosesan bahasa alami (NLP) untuk memahami dan merespons perintah atau pertanyaan pengguna. Mereka dapat membantu pengguna dengan tugas-tugas seperti mencari informasi, mengisi formulir, atau melakukan pembelian.

Desainer dapat memanfaatkan asisten AI ini untuk membuat antarmuka percakapan yang memberikan pengalaman yang lebih personal dan intuitif bagi pengguna. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan keterlibatan dan retensi pelanggan dengan menciptakan antarmuka pengguna yang lebih intuitif dan personal.

Contoh Umum AI dalam Desain UX

Chatbots

Chatbots adalah salah satu contoh AI yang paling umum dalam desain UX. Asisten digital ini menggunakan NLP untuk memahami dan merespons pertanyaan pengguna, membuat interaksi dengan perusahaan atau merek menjadi lebih lancar dan efisien.

Chatbot di situs web dapat membantu pengguna dengan pertanyaan tentang produk, memecahkan masalah, atau bahkan melakukan pembelian. Hal ini tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan, tetapi juga mengurangi beban kerja tim layanan pelanggan dengan mengumpulkan umpan balik pengguna secara efisien.

Rekomendasi yang Dipersonalisasi

Mesin rekomendasi bertenaga AI menggunakan algoritme pembelajaran mesin untuk menganalisis perilaku pengguna dan membuat saran yang dipersonalisasi. Hal ini biasanya terlihat di situs web e-commerce, di mana pengguna diperlihatkan produk yang direkomendasikan berdasarkan riwayat penelusuran dan pembelian mereka.

Hal ini tidak hanya membuat pengalaman berbelanja menjadi lebih nyaman bagi pengguna, tetapi juga membantu bisnis meningkatkan penjualan dengan menampilkan produk yang relevan kepada calon pelanggan.

Pencarian Prediktif

Pencarian prediktif adalah contoh lain dari AI dalam desain UX yang membantu pengguna menemukan informasi dengan lebih efisien. Fitur ini menggunakan NLP untuk memahami pertanyaan pengguna dan memberikan saran sesuai dengan apa yang diketikkan pengguna.

Fitur ini juga dapat mempertimbangkan lokasi pengguna, riwayat penelusuran, dan faktor lainnya untuk memberikan hasil yang lebih akurat dan relevan. Hal ini menghemat waktu dan tenaga pengguna dalam menemukan informasi yang mereka butuhkan.

Alat AI untuk Desain UX

Alat bantu AI telah menjadi sangat diperlukan bagi desainer UX. Alat-alat ini mengotomatiskan tugas, memberikan wawasan, dan merampingkan proses desain. Berikut ini adalah rincian alat AI yang dikategorikan berdasarkan fungsi utamanya:

Alat Otomasi Desain

  • Figma: Meskipun tidak secara eksklusif didukung oleh AI, Figma mengintegrasikan fitur-fitur AI seperti tata letak otomatis, saran cerdas, dan pembuatan sistem desain.
  • Adobe XD: Mirip dengan Figma, Adobe XD menggabungkan fitur-fitur yang digerakkan oleh AI untuk otomatisasi desain dan saran cerdas.
  • Sketch: Meskipun pada dasarnya merupakan alat desain tradisional, Sketch telah mulai mengintegrasikan fitur-fitur bertenaga AI seperti panduan cerdas dan tata letak otomatis.

Alat Riset dan Analisis Pengguna

  • Hotjar: Menggunakan AI untuk menganalisis perilaku pengguna, peta panas, dan rekaman sesi, memberikan wawasan tentang interaksi pengguna.
  • Pengujian Pengguna: AI membantu menganalisis wawancara dan umpan balik pengguna, mengidentifikasi tren dan titik masalah.
  • UXCam: Alat analisis sesi ulangan dan perilaku pengguna yang didukung AI untuk memahami perjalanan pengguna.

Alat Pembuatan Konten

  • Jasper.ai: Menghasilkan konten berkualitas manusia, termasuk postingan blog, keterangan media sosial, dan deskripsi produk.
  • Copy.ai: Menawarkan bantuan penulisan naskah yang didukung AI untuk berbagai materi pemasaran.
  • Rytr: Menghasilkan konten berdasarkan petunjuk, menjadikannya alat yang berharga untuk pembuatan konten.

Alat Sistem Desain

  • Framer: Alat bantu desain dan pembuatan prototipe yang menggunakan AI untuk menghasilkan sistem desain dan menjaga konsistensi.
  • Storybook: Lingkungan pengembangan UI yang dapat memanfaatkan AI untuk membuat dan mengelola sistem desain.
  • Zeroheight: Platform dokumentasi sistem desain yang dapat berintegrasi dengan alat bantu AI untuk pembaruan dan wawasan otomatis.

Alat Pengujian Aksesibilitas

  • Axe DevTools: Alat pengujian aksesibilitas yang menggunakan AI untuk mengidentifikasi dan menyarankan perbaikan untuk masalah aksesibilitas.
  • Deque Wave: Platform pengujian aksesibilitas komprehensif yang memanfaatkan AI untuk pengujian dan perbaikan otomatis.
  • A11ycast: Alat bantu pengujian aksesibilitas bertenaga AI yang menganalisis konten web untuk mengetahui kesesuaiannya dengan standar aksesibilitas.

Meskipun alat bantu AI bisa menjadi sangat kuat, alat bantu ini harus digunakan sebagai pelengkap keahlian manusia. Desainer harus tetap mengandalkan kreativitas, empati, dan pemahaman mereka akan kebutuhan pengguna untuk menciptakan pengalaman yang benar-benar luar biasa.

Sinergi antara Keahlian Manusia dan AI

AI adalah alat yang kuat dalam desain UX, tetapi keajaiban yang sesungguhnya terjadi ketika keahlian manusia dan AI bekerja sama. Manusia membawa visi, empati, dan kemampuan untuk memahami perasaan, yang penting untuk memecahkan masalah yang kompleks. Ini adalah hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh AI sendiri.

AI membantu desainer UX membuat pengalaman digital khusus dan personal dengan lebih cepat, dalam hitungan minggu, bukan bulan. Namun, desain UX adalah tentang mendesain untuk manusia, dan AI tidak dapat benar-benar memahami manusia secara mendalam. AI hanya dapat menganalisis apa yang telah dilatihnya, dan manusia terus berkembang.

Alat bantu AI dapat memberikan saran dan wawasan, tetapi tergantung pada desainer manusia untuk mengevaluasi secara kritis dan membuat keputusan berdasarkan keahlian mereka sendiri. Prinsip-prinsip desain yang berpusat pada manusia harus selalu memandu penggunaan AI dalam desain UX untuk memastikan bahwa produk akhir benar-benar memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna, yang pada akhirnya meningkatkan pengalaman pengguna.

Tantangan Mengintegrasikan AI dalam Desain UX

Meskipun AI dapat meningkatkan proses desain UX secara signifikan, ada juga tantangan yang muncul dalam pengintegrasiannya. Salah satu tantangan utama adalah memastikan penggunaan AI yang etis dalam mendesain untuk aksesibilitas.

Algoritme AI hanya sebatas data yang dilatih, dan jika data ini bias atau tidak lengkap, maka akan menghasilkan desain yang tidak dapat diakses. Oleh karena itu, desainer harus menyadari potensi bias dan secara aktif bekerja untuk menguranginya saat menggunakan alat AI.

Tantangan lainnya adalah evolusi teknologi dan AI itu sendiri. Desainer harus terus mengikuti perkembangan AI untuk dapat memanfaatkan kemampuannya secara maksimal dalam pekerjaan mereka. Hal ini membutuhkan pembelajaran dan adaptasi yang berkelanjutan.

Selain itu, penggabungan AI dalam desain UX juga menimbulkan pertanyaan tentang peran desainer manusia. Akankah AI pada akhirnya menggantikan desainer manusia? Atau akankah peran mereka berkembang dan menjadi lebih terspesialisasi? Ini adalah pertimbangan penting yang harus diatasi ketika AI menjadi lebih umum di bidang desain UX.

Praktik Terbaik untuk Desainer UX yang Bekerja dengan AI

Untuk mengatasi tantangan dan mendapatkan manfaat dari AI dalam desain UX, ada beberapa praktik terbaik yang harus diingat oleh para desainer:

  • Pahami keterbatasan dan kemampuan AI: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, AI bukanlah pengganti desainer manusia. Penting untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh AI dan menggunakannya sebagai alat untuk meningkatkan, bukan menggantikan keahlian manusia.
  • Terus mengevaluasi dan meningkatkan sumber data: Untuk memastikan desain yang tidak bias dan inklusif, desainer harus secara teratur menilai dan meningkatkan data yang digunakan untuk melatih algoritme AI. Hal ini termasuk mendiversifikasi sumber data dan mengatasi potensi bias.
  • Berkolaborasi dengan tim yang beragam: Keberagaman dalam tim akan menghasilkan hasil desain yang lebih baik, terutama ketika menggabungkan AI. Bekerja dengan orang-orang dari latar belakang dan perspektif yang berbeda membantu mengidentifikasi potensi bias dan menciptakan desain yang lebih inklusif.
  • Memprioritaskan kebutuhan pengguna: Terlepas dari kemampuan AI, desainer harus selalu memprioritaskan kebutuhan dan pengalaman pengguna akhir. Ini berarti melibatkan mereka dalam proses desain dan terus mengumpulkan umpan balik untuk perbaikan.
  • Mengikuti perkembangan AI: Karena teknologi dan AI terus berkembang, penting bagi para desainer untuk selalu mengikuti perkembangan alat, teknik, dan praktik terbaik. Hal ini memungkinkan mereka untuk sepenuhnya memanfaatkan kemampuan AI dalam pekerjaan mereka.

Masa Depan AI dalam Desain UX

Seiring dengan semakin terintegrasinya AI ke dalam kehidupan sehari-hari dan semakin cepatnya kemajuan teknologi, peran AI dalam desain UX akan semakin berkembang. Beberapa ahli memprediksi bahwa di masa depan, AI tidak hanya akan membantu para desainer, tetapi juga mengambil peran yang lebih besar dalam menciptakan desain secara mandiri. Namun, ini bukan berarti desainer manusia akan menjadi usang.

AI mungkin dapat menangani tugas-tugas rutin dan menghasilkan solusi desain berdasarkan analisis data, tetapi tidak dapat meniru kreativitas, empati, dan intuisi manusia. Desain terbaik sering kali merupakan kombinasi dari solusi yang dihasilkan AI dan sentuhan manusia.

Selain itu, seiring dengan semakin terbiasanya pengguna dengan pengalaman yang digerakkan oleh AI, ekspektasi mereka akan interaksi yang mulus akan meningkat. Ini berarti bahwa para desainer harus terus berusaha untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan menemukan cara untuk menggabungkan AI dengan cara yang meningkatkan, bukannya mengurangi, desain secara keseluruhan.

Kesimpulan

Bagaimana AI telah memengaruhi desain UX? Pada titik ini, dapat dikatakan bahwa AI telah memberikan dampak yang sangat besar pada bidang desain UX dan akan terus berlanjut di masa depan. Mulai dari meningkatkan efisiensi dan personalisasi hingga menciptakan desain yang lebih inklusif, AI telah membuktikan dirinya sebagai alat yang berharga bagi para desainer. Namun, penting bagi para desainer untuk terus beradaptasi dan mendapatkan informasi tentang kemajuan AI agar dapat sepenuhnya memanfaatkan kemampuannya dan memprioritaskan kebutuhan pengguna akhir.

15.000+ aset desain 3D yang dapat disesuaikan

untuk UI/UX, situs web, desain aplikasi, dan lainnya. Daftar gratis